Pengantar Blog

Kata orang, "tak kenal maka tak sayang". Benarkah begitu? Tidak selalu, jawabnya. Semakin dilihat dari perspektif negatif tentu saja pengenalan ini bukan mendekatkan malah menjauhkan kita dari dia. Maka itu kenallah dalam perspektif positif, apapun yang dilakukannya, baik atau buruk, menyenangkan atau menyebalkan, adalah bagian dari proses kita memahami dan mencintai.

Namun yang perlu digaris bawahi adalah karena itu terjadi akibat rasa cinta dimana setiap orang ingin berbuat sesuatu di gereja ini.Jadi sumonggo saling belajar, sharing dan bertumbuh sebagai dalam persekutuan yang saling mengasihi dan membangun di dalam Tuhan Yesus Kristus.


Rabu, 12 Mei 2010

Pokok Doa : Sekedar Tempelan?

Pernahkah anda mendoakan gereja kita melalui pokok doa yang ada di warta jemaat? Lebih sederhana lagi, apakah kita membaca pokok doa yang ada di warta? Sebenarnya apa sih peranan atau fungsi pokok doa dalam warta jemaat itu. Menjadi tuntunan kita dalam berdoa di rumah? Mengingatkan pengkotbah bahwa doa syafaatnya ada dalam warta jemaat? Lalu, isi doanya sendiri apakah hanya khusus yang kita doakan dalam minggu itu, atau pokok doa yang terus menerus ada dalam pergumulan jemaat atau jemaat tertentu saja.
Banyak pertanyaan yang belum jelas benar terjawab. Mari kita bahas satu per satu. Menjawab pertanyaan bahwa pokok doa dalam warta tersebut kita bawa dalam doa kita sehari hari sangat tergantung dari perilaku jemaat Bogor dalam melakukan doa pribadi dan keluarga. Tentu saja tidak semua jemaat memiliki kebiasaan berdoa yang baik. Ada yang melakukannya ada yang tidak. Perlukah kita mendorong mereka melakukan kebiasaan doa pribadi dan keluarga? Pertanyaan yang menjadi retorika yang tidak penting, karena tugas kita sebagai jemaat adalah mendorong keterikatan dan ketergantungan kita dengan Tuhan sebagai juruselamat kita. Adanya MPHB dan MPDK tentu saja menjadi alat mendorong kebiasaan itu. Namun berapa lama itu dilakukan, seringkali hanya menjadi bagian dari seremoni saja tanpa makna.
Doa sejatinya adalah berbicara dengan Allah; berbakti kepada Allah, bersyukur kepadaNya dan memohon sesuatu daripada Allah. Doa adalah “leher” yang menghubungkan “kepala” (Kristus) dengan “tubuh” (Anak-anakNya) dalam bentuk interaktif yang mesra dimana Kristus memberi perhatian dan jawaban-jawaban kepada anak-anakNya yang datang meminta, mencari & mengetok (Matius 7:7-8). Jadi bagaiman mungkin kita sebagai jemaat mampu memahami Firman Tuhan menjadi pelayan, tanpa berinteraksi dengan Siapa yang kita layani yakni Tuhan Yesus.
Yang kedua, membaca pokok doa di warta. Bisa ya bisa tidak, lha wong kadang pengkotbah saja tidak menggunakan pokok doa ini dalam doa syafaat. Mungkin saja jemaat menjadi jenuh dengan isi pokok doa dalam warta jemaat ini. Lha wong isinya itu-itu saja sepanjang minggu, bulan dan tahun tidak penah berubah. Jadi untuk apa dibaca lagi. Mungkin saja ada pembaruan dalam isi pokok doa, kita hanya fokus untuk apa yang kita lakukan dalam minggu berjalan. Misalnya, siapa yang punya pergumulan dalam minggu ini, yang sakit, persoalan dan acara gereja dalam minggu ini. Jadi yang sifatnya umum dan sudah kita doakan bertahun-tahun dan tidak terselesaikan, rasanya tidak perlu dicantumkan lagi supaya tidak menimbulkan rasa jenuh dalam membaca warta jemaat. Ingat konteks nya adalah pencantuman pokok doa dalam warta. Bukankah lebih baik kita berdoa secara specifik apa yang kita minta, meski kita paham bahwa Tuhan sudah tau apa yang kita minta sebelum kita mengucapkannya.
Yang kedua setengah berkaitan dengan isi pokok doa, ada beberapa contoh yang membingungkan. Selalu kita berdoa akan mendapat rumah ibadah sendiri. Setiap minggu pokok doa ini ada di warta. Pertanyaan saya, apakah rumah ibadah yang di pulo armin bukan rumah ibadah milik kita sendiri? Jika yang dimaksud adalah rumah ibadah yang memang memiliki ijin peruntukan gereja. Bukankah pokok doa akan tertulis, mendapatkan rumah ibadah yang berijin. Ini salah satu contoh saja.
Yang ketiga, tentu saja kalo mendapatkan warta jangan langsung ditinggal di gereja atau dibuang. Artinya kita melewatkan pokok doa yang bisa kita panjatkan kepada Tuhan dalam doa pribadi kita.
Sebagai tambahan saya mau kutipkan sebuah artikel bagus dalam blog seorang teman yang mengatakan bahwa Alkitab memberi beberapa alasan mendasar, mengapa setiap orang Kristen harus selalu memiliki kehidupan doa yang permanen/ berkesinambungan. Yang pertama, doa dapat membangun dan membina komunikasi penuh keakraban dengan Allah Bapa sehingga dapat mengenal rencana dan kehendakNya dalam kehidupan kita. (Mat. 6:6, Roma 1:10; 8:27-28). Yang kedua, doa menjadi cara untuk mengenal pribadi dan kasih Yesus (Efesus 3:18-19; Filemon 1:6). Yang ketiga, doa adalah permohonan akan pengampunan atas kesalahan dan dosa yang telah diperbuat (Lukas 11:4). Yang keempat, doa adalah permohonan akan kekuatan Allah untuk memampukan kita menghadapi penderitaan (Lukas 22:41-44; Yakobus 5:13). Yang kelima, doa adalah permohonan supaya jangan jatuh dalam pencobaan yang dapat mengakibatkan gugurnya iman (Matius 26:41; Lukas 22:31-32). Yang keenam, doa adalah permohonan yang meminta supaya orang lainpun dapat menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat (Kolose 4:3; 2 Tes. 3:1). Yang ketujuh, kita berharap melalui doa supaya terjadi pemulihan, baik secara jasmani maupun rohani sehingga dapat memberi semangat/hidup baru dalam mengiring dan melayani TUHAN (Maz. 41:4; 80:4; 85:5; 126:4).
Selamat berdoa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar