Pengantar Blog

Kata orang, "tak kenal maka tak sayang". Benarkah begitu? Tidak selalu, jawabnya. Semakin dilihat dari perspektif negatif tentu saja pengenalan ini bukan mendekatkan malah menjauhkan kita dari dia. Maka itu kenallah dalam perspektif positif, apapun yang dilakukannya, baik atau buruk, menyenangkan atau menyebalkan, adalah bagian dari proses kita memahami dan mencintai.

Namun yang perlu digaris bawahi adalah karena itu terjadi akibat rasa cinta dimana setiap orang ingin berbuat sesuatu di gereja ini.Jadi sumonggo saling belajar, sharing dan bertumbuh sebagai dalam persekutuan yang saling mengasihi dan membangun di dalam Tuhan Yesus Kristus.


Rabu, 30 April 2014

Artikel : JALAN HIDUP, MENURUT SIAPA?



Jalan Hidup Yesus
Jika kita ditanyakan saat ini, menurut orang-orang, siapakah Yesus itu, bisa jadi jawabnya Nabi Isa, Orang Yahudi dsb.  Namun jika ditanyakan lagi lebih lanjut, menurut kita siapakah Yesus itu? Jawabannya juga bisa jadi seperti yang kita percayai saat ini, Yesus ada mesias, Yesus adalah juru selamat, Yesus adalah anak Allah dan lain sebagainya. 
Kita bisa menjawab seperti sekarang, karena kita bisa merasakan kasih Tuhan yang luar biasa melalui hidupNya.  Bagaimana dengan murid-murid saat itu?  Mengikuti Tuhan Yesus yang membuat banyak mujizat membuat mereka menaruh harapan bahwa Yesuslah yang menjadi mesias, menjadi orang yang dipilih dan diurapi Allah untuk menyelamatkan mereka.  Dalam bayangan mereka, Yesus adalah orang yang sangat luar biasa.
Membaca kisah ini, tadinya saya berpikir bahwa Yesus ingin menguji murid-muridNya sejauh mana mereka para murid atau orang-orang mengenal Yesus.  Ada yang bilang Yohanes pembaptis, Elia atau nabi-nabi lainnya, yang pada intinya adalah orang-orang terkenal yang menyelamtkan umat Israel seperti yang mereka baca di kitab suci.   Dan mereka ingin Yesus seperti itu.  Mereka ingin Tuhan Yesus tampil menyelamatkan mereka. Pertanyaannya apakah mereka salah? Tentu tidak.  Mereka punya harapan terhadap Yesus.
Yang luar biasa adalah respon Yesus terhadap jawaban mereka. Yesus sadar mereka punya harapan besar terhadap diriNya untuk menyelamatkan mereka.  Harapan mereka adalah harapan dalam arti politis dimana Yesus diharapkan menjadi pahlawan Yahudi yang membebaskan mereka dari bangsa Romawi.
Yesus tidak mau tergiring oleh harapan dan ekspektasi banyak orang.  Berkali kali Dia mengatakan jangan memberitahukan hal itu pada orang lain, karena dalam situasi pada saat itu, Yesus tidak mau segala tindakan dan mujizatnya disalahartikan menjadi suatu ajang pamer kekuatan dalam konteks politik.
Dan yang tidak terduga-duga yang dilakukan oleh Yesus adalah Dia tidak memperpanjang cerita mengenai siapa diriNya, tetapi menceritakan alasan Dia ada di tengah-tengan mereka.  Ia menceritakan jalan hidupNya kepada para murid yang tidak diduga-duga.  Tentang penderitaan yang harus ditanggungNya.  Mesias yang harus menderita.  Yesus tidak menjalani hidupnya dengan segala puja dan puji pada para Murid, namun menjalani hidupNya yakni Jalan Salib dan penderitaan.  Dan ini mungkin mengagetkan para murid.
Cerita mengenai penderitaan ini, tentu tidak bisa langsung dicerna dan dimengerti oleh para murid saat itu.  Pada perikop-perikop berikutnya Yesus akan bercerita mengenai penderitaan-penderitaan yang akan dialamiNya.   Dan penderitaan itu adalah jalan yang telah ditetapkan oleh Allah sendiri. 
          Yesus sengaja bertanya mengenai DiriNya, karena pada dasarnya Ia ingin mengubah mindset dan pikiran para Murid tentang kehidupan dan kehadiranNya di dunia ini bukan dari pandangan manusia tetapi dari pandangan Allah.

Jalan Hidup Manusia
             Kita sebagai manusia, juga memiliki jalan hidup kita.  Mari kita gambarkan jalan hidup kita menurut orang lain?  Bagaimana tanggapannya?  Sering kali orang-orang terdekat kita, keluarga, sahabat, teman kerja, teman di gereja mempengaruhi jalan hidup kita, dalam arti mempengaruhi setiap keputusan-keputusan hidup kita.  Mau nikah, mau kerja, bahkan mau makan dimana pun kadang2 tergantung orang lain.   Atau bahkan sebaliknya, kita tidak bisa menahan diri juga membuat stigma atau pandangan kita terhadap orang lain atau bahkan mempengaruhinya.  Kita bisa memberi cap pada orang lain positif dan negatif sehingga orang lain tidak nyaman atau nyaman hidupnya.  Kita cenderung ingin mengarahkan orang lain sesuai dengan apa yang kita mau.  Kalau tidak cocok atau berbeda kita akan memberi saran, mengkritik bahkan memaksa orang lain itu berubah sesuai keinginan kita.   Kita terlalu sering merasa lebih tahu apa yang pantas dan tidak pantas untuk orang lain memutuskan hidupnya.
            Itu dengan manusia, bagaimana dengan Allah.  Kita merasa bahwa Allah adalah Juru Selamat yang mengasihi kita sehingga dalam doa-doa kita sering memaksa Allah sesuai keinginan kita.  Dalam doa, kita sering mengatakan kehendakMu jadilah, namun apakah kita dengan tulus tidak memaksa Dia dengan permohonan2 kita supaya cepat dikabulkan.
         Seperti para murid yang mempunyai harapan kepada Yesus, kita pun demikian. Namun Hidup yang benar adalah ketika kita berhenti merumuskan siapa dan bagaimana Yesus menurut kita.  Bukan kita yang mengatur Dia, tetapi Dialah yang merumuskan bagaimana seharusnya kita hidup.
       Ketika Tuhan memutuskan untuk menderita.  Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga turut menderita?  Masalahnya bukan menderita atau tidak menderita, bukan senang atau susah. Masalahnya apakah kita mau menjalani hidup kita sesuai dengan kehendak Tuhan.  Dalam masa menjelang Paskah ini kita memandang penderitaan dan salib Kristus, karena Ia akan membentuk, mengarahkan dan mengkoreksi kita.  Ia akan mengubah kita menjadi manusia yang baik menurut Tuhan.  Jadi bukan kita yang memberi pandangan tentang Tuhan, tetapi Tuhan yang memandang kita, menurut Tuhan seperti apa kita ini?
          Jika kita menyadari ini, berarti juga kita menyadari bagaimana setiap orang punya jalan hidupnya di mata Tuhan.  Jadi kita bisa menghormati orang lain karena hidup mereka bukan ditentukan oleh kita, melainkan oleh Tuhan.  Tujuan renungan ini, bukanlah mempertanyakan siapa Tuhan itu, tetapi siapa diri kita di mata Tuhan?  Apakah kita mampu mengubah diri kita sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan, bukan mengubah orang lain sesuai dengan apa yang kita inginkan.
          Jadi pertanyaan Yesus tentang DiriNya akan berbunyi lain di hati kita. Jadi menurut Kamu, siapa Aku ini?  Jawab kita, Engkaulah Tuhan yang membentuk aku menjalani hidupku.  Bukan seperti yang aku mau, tetapi seperti yang Engkau mau.  Amin.

Artikel : Sejarah Gereja GKJ Bogor

 
 
PERMULAAN KEHIDUPAN SETELAH MENJADI WILAYAH GKJ JAKARTA
Kebaktian perdana GKJJ Wilayah Bogor dilaksanakan di rumah seorang warga jemaat di jalan Manunggal Bogor. Dalam kebaktian tersebut dihadiri oleh 15-20 orang.dan dilayani oleh majelis GKJJ Wilayah Depok. Diantara mereka yang hadir dalam kebaktian minggu itu kebanyakan masih menjadi anggota jemaat di gereja-gereja di sekitar Bogor. Artinya mereka belum attestasi pindah ke GKJJ Wilayah Bogor. Namun lambat laun mereka mengurus attestasi ke GKJJ Wilayah Bogor, sebagai konsekuensi logis. Semangat mereka dalam menjalani ritme kegiatan gereja sangat tinggi. Hal terlihat ada beberapa jemaat yang bercerita bahwa pada waktu ada warga jemaat yang mampu, yaitu mereka yang memiliki kendaraan roda empat, selalu siap sedia dengan tulus mengampiri (ampir-ampiran) warga satu dengan lainnya setiap ,ada kegiatan gereja. Tidak hanya itu dia juga bersedia mengantarkan kembali kerumah mereka satu persatu, setelah ibadah selesai, walaupun dalam situasi hujan sekalipun. Juga ada salah satu warga jemaat yang rela membawa kursi untuk sarana ibadah. Suasana seperti ini dilakukan setiap hari Minggu, bahkan setiap ada kegiatan gereja, seperti pemahaman Alkitab, persekutuan doa rumah tangga, latihan paduan suara, dll. Semangat kebersamaan ini berjalan begitu lama. Pernah suatu ketika pada perayaan Natal, seksi kosumsi diserahkah kepada warga jemaat yang berdagang bakso. Sehingga kosumsi perayaan Natal itu seluruhnya diwarnai dengan makanan bakso, yang disajikan oleh mereka para pedagang bakso. Suasana menjadi riang gembira pada perayaan itu. Warga jemaat merasa ada keterkaitan sesama saudara Kristen, terlebih para ibu-ibu yang dengan rela dan sukacita menyajikan makanan dan mencuci piring, sebagai ungkapan untuk membangun kebersamaan.

MENUMPANG IBADAH DI GKP SURYA KENCANA
Oleh karena hari demi hari jemaat makin bertambah, maka rumah salah seorang dijalan Manunggal sudah tidak menampung lagi untuk tempat ibadah. Sehingga ada upaya untuk menumpang ibadah di Gereja Kristen Pasundan Surya Kencana. Mengapa menumpang di GKP Surya Kencana, sebab ada beberapa orang Jawa Kristen asal GKJ yang menjadi anggota jemaat di gereja ini. Bahkan ada yang menjadi Majelis Di GKP. Oleh Majelis GKP diperkenankan untuk melaksanakan ibadah pada jam 06.00. Yang menarik perhatian ketika beribadah di GKP adalah, pada saat ibadah oleh karena waktu masih pagi hari, sering terdengar orang sedang mandi dan menyanyi di kamar mandi yang dilakukan oleh penunggu gereja. Sebab antara ruang ibadah minggu dengan kamar mandi hanya bersebelahan. Suasana ini mau tidak mau membuat ibadah minggu tidak khidmat dan umat merasa tidak khusuk dalam beribadah. Mengingat dan mempertimbangkan hal itu maka GKJJ Wilayah Bogor mencari tumpangan tempat lain. Di GKP hanya menumpang sekitar satu tahun.

MENUMPANG IBADAH DI GKP SURYA KENCANA
Oleh karena hari demi hari jemaat makin bertambah, maka rumah salah seorang dijalan Manunggal sudah tidak menampung lagi untuk tempat ibadah. Sehingga ada upaya untuk menumpang ibadah di Gereja Kristen Pasundan Surya Kencana. Mengapa menumpang di GKP Surya Kencana, sebab ada beberapa orang Jawa Kristen asal GKJ yang menjadi anggota jemaat di gereja ini. Bahkan ada yang menjadi Majelis Di GKP. Oleh Majelis GKP diperkenankan untuk melaksanakan ibadah pada jam 06.00. Yang menarik perhatian ketika beribadah di GKP adalah, pada saat ibadah oleh karena waktu masih pagi hari, sering terdengar orang sedang mandi dan menyanyi di kamar mandi yang dilakukan oleh penunggu gereja. Sebab antara ruang ibadah minggu dengan kamar mandi hanya bersebelahan. Suasana ini mau tidak mau membuat ibadah minggu tidak khidmat dan umat merasa tidak khusuk dalam beribadah. Mengingat dan mempertimbangkan hal itu maka GKJJ Wilayah Bogor mencari tumpangan tempat lain. Di GKP hanya menumpang sekitar satu tahun.

DARI GKP KE GEDUNG BETHEL
Merasa kurang nyaman ibadah di GKP, maka majelis gereja memberanikan diri mengajukan permohonan kepada majelis GPIB Zebaoth Bogor. Isi permohonan itu agar diperkenankan menumpang ibadah di Gedung Bethel yang terletak di jalan Jendral Sudirman no 44 Bogor. Permohonan itu diterima dengan baik dan warga jemaat dapat menumpang di gedung Bethel hingga sekarang. Di gedung Bethel inilah semua kegiatan gereja dilaksanakan. Kegiatan-kegiatan itu adalah : Rapat-rapat, ibadah Minggu, Pemahaman Alkitab, ibadah Sakramen Perjamuan dan Baptis, Sidi, dll. Disamping GKJJ Wilayah Bogor yang meminjam dan menempati ibadah di gedung Bethel, masih ada empat gereja yang ikut serta menumpang di tempat ini, yaitu; GPIB sendiri, GKPI, GKP Pomadi, dan GKMI. Sehingga pada hari Minggu dalam sehari penuh dari jam 07.00 – jam 19.00 gedung ini dipakai kegiatan ibadah Minggu. Setiap gereja diatur waktunya, yang mana dalam ibadah Minggu hanya diberi waktu ibadah selama dua jam. Akibat dari pembagian waktu yang sangat pendek ini adalah, apa bila salah satu gereja ibadahnya molor, maka gereja yang memakai kemudian juga ikut molor, juga gereja yang kemudian lagi ikut molor. Hal inilah sering membuat hati tidak enak dan ibadah dirasakan tidak “tentram dan damai”. Kadang kala banyak Majelis gereja yang menggunakan ibadah kemudian wajahnya kelihatan marah, tidak ada senyum yang keluar dari bibir mereka. Situasi seperti ini sering terjadi bahkan bisa dikatakan bisa setiap hari Minggu. Apa lagi bila ada acara-acara khusus, misalnya ada upacara sakramen baik perjamuan kudus, baptis, sidi, yang memerlukan waktu ibadah agak panjang dari biasanya, maka semakin ibadah itu diburu-buru dan tidak khidmad. Sehingga bagi warga jemaat yang akan menggunakan kemudian semakin tidak ramah, sebab mereka harus menunggu diluar gedung gereja

SEJARAH PULO ARMIN
Sebagai embrio dan langkah antisipasi awal untuk memiliki tempat ibadah sendiri maka pada tahun 2000, atas usulan warga jemaat, agar membeli ruko yang terletak di jalan Pajajaran, Komplek perumahan Pulo Armin, Baranang Siang, Bogor Timur. Ruko ini seluas 7 x 18 meter, dengan harga 200 juta rupiah. Usulan itu lalu dibawa dalam rapat majelis dan disetujui untuk membeli ruko. Dalam pengumpulan dana untuk membeli ruko ini, sangat terlihat semangat dan rasa kebersamaan diantara warga jemaat. Baik yang mampu dan tidak mampu bersatu padu mengumpulkan dana dengan suka rela. Iuran itu ada yang dicicil setiap bulan, tetapi ada juga yang sekaligus mempersembahkan. Dari semangat kebersamaan inilah dalam waktu tidak terlalu lama jemaat mampu membayar dengan lunas uang sebesar 200 juta itu. Dalam hal ini gereja Induk yaitu GKJ Jakarta memberikan dana tunai sebesar 30 Juta dan ada seorang warga GKJ Jakarta yang memberikan pinjaman lunak yang lumayan besar jumlahnya. Setelah memiliki rumah kegiatan, setiap hari ada saja jemaat yang hadir dan memelihara rumah kegiatan itu. Ada yang mengepel lantai menyapu halaman , membersihkan kaca, dll. Mereka biasanya datang bersama rombongan dengan sesama warga jemaat yang lain.. Setelah memiliki ruko sebagai rumah kegiatan, dalam diri mereka timbul rasa senang dan merasa dirinya ikut “handarbeni”. Rumah kegiatan itu dipahami sebagai milik bersama. Namun ada saja masalah, sebab dalam kebersamaan itu ada jemaat yang curiga, bahwa dalam pembelian ruko itu ada anggota jemaat yang mencari untung.. Pada hal ketika penulis mengadakan wawancara orang yang dicurigai itu, mengatakan bahwa ia sama sekali tidak memperoleh apa-apa dari pembelian ruko itu, alias tidak mencari dan mendapat untung. Semua itu ia kerjakan dengan tulus dan iklas, tidak ada motivasi cari untung.
Sampai dengan sekarang ini Ruko Pulo Armin dijadikan tempat melaksanakan kegiatan, tidak hanya untuk kalangan warga jemaat tetapi juga sering digunakan oleh para mahasiswa IPB, dll. Dalam waktu-waktu mendatang ruko ini akan dijadikan rumah ibadah sekaligus sebagai langkah antisipasi, apabila GPIB Zebaoth, tidak mengijinkan lagi beribadah di gedung Bethel. Maka sejak tahun 2004, sudah dibentuk Panitia Pembangunan Gereja, yang bertugas mengembangkan ruko menjadi tempat ibadah atau mencari lahan lain.
Selain warga jemaat Bogor memiliki ruko, juga telah memiliki tanah seluas 1200 meter dengan harga 10 juta, yang terletak di desa Cimahpar, Bogor Utara. Pembelian ini terjadi oleh karena ada warga jemaat yang mempunyai relasi dengan seseorang developer penyediaan perumahan di kota Bogor. Namun karena lahan ini belum ada sarana jalan, maka sementara dijadikan sebuah aset gereja. Bila dikemudian hari ada pengembangan kota Bogor dan sudah tersedia sarana jalan, maka bisa saja lahan di Cimahpar itu dapat dijadikan sebagai rumah ibadah GKJ Bogor.

 *Diringkas dari tulisan Pdt.Setyo Budi Purwanto yang berjudul : Perjuangan Mencari Identitas Merangkai Peran Umat dalam Sejarah Berdirinya GKJ Bogor

Refleksi : Nama Saya Yudas Iskariot

Nama saya Yudas Iskariot Sesuai namanya, sayalah yang disebut terpuji Sayalah yang dipercaya Yesus sebagai murid yang baik Sayalah yang paling pintar dari semua para murid Nama saya Yudas Iskariot Saya mengikut Yesus karena saya tahu Dialah mesias Saya tahu Dialah yang nanti akan menjadi Raja Dan kelak ketika Dia menjadi Raja, tentu saya akan merasakan kedamaian luar biasa Saya akan menjadi orang yang paling berharga di kerajaanNya Nama saya Yudas Iskariot Saya yang mengatur semua para murid Saya yang memberi mereka makan Saya yang mengatur uang mereka. Jika bukan saya siapa lagi? Nama saya Yudas Iskariot Saya kaget ketika Yesus mengatakan ada yang akan menghianatinya Saya berpikir, siapa yang akan membunuh Yesus? Saya pikir, sia-sialah mereka karena Yesus adalah Mesias yang punya kuasa menghidupkan Nama saya Yudas Iskariot Saya akan buktikan bahwa Yesus adalah Mesias Saya akan buktikan bahwa Ia sanggup melawan penguasa Romawi Saya akan hadapkan Yesus dengan mereka sehingga KuasaNya terbukti Nama saya Yudas Iskariot Saya atur supaya Yesus bertemu dengan para Imam Saya atur supaya Yesus bertemu dengan Pontius Pilatus Saya atur uang yang saya terima untuk pergerakan kami para murid Nama saya Yudas Iskariot Ternyata saya salah Sayalah yang disebut penghianat itu Sayalah yang mengorbankan Yesus Ia tidak menunjukkan kuasaNya seperti yang saya kira Saya tidak tahan melihat penderitaanNya Nama saya Yudas Sayalah yang disebut penghianat itu Murid-murid meninggalkan saya dan menyalahkan saya Saya sendirian dan tidak tahan lagi Bagaimana saya bisa bertobat?

Refleksi: Nama Saya Petrus

Nama saya Petrus Saya lah yang disebut si batu karang itu Saya orang yang paling keras Keras menjadi pengikut Yesus, sang guru saya Nama saya Petrus Sayalah yang menjawab paling benar ketika Yesus bertanya mengenai dirinya Saya lah yang mengaku bahwa Ia adalah anak Allah Saya tidak tahu mengapa Dia katakan bahwa Bapa yang mengatakannya kepada saya Saya berpikir sendiri Nama saya Petrus Sayalah yang paling berani berjalan di atas air Meski awalnya saya takut, tapi saya percaya Yesus menolong saya Dialah mesias Nama saya Petrus Saya lah yang akan membasuh kakinya, meski Dia menolaknya Saya ingin menjadi bagian dari kerajaanNya Bukan hanya kaki, tetapi seluruh hidup saya, tubuh saya. Nama saya Petrus Sayalah yang membela Yesus ketika Ia mau ditangkap Saya potong telinga Malkus, pemimpin pasukan itu Sayalah yang paling siap untuk mati menggantikan Yesus Tetapi Ternyata nama saya bukan Petrus si batu karang Saya lemah dan pengecut Saya tidak berani mengaku bahwa saya murid Yesus dan mengenal Yesus Saya penghianat dan menyangkalnya tiga kali seperti apa yang dikatakanNya Saya yang disebut Iblis ketika Yesus menghardik ketika saya melarangNya pergi ke Yerusalem Nama saya Petrus, Saya lari dari takdir saya Saya lari dari cawan penderitaan saya Saya lari dari apa yang saya ucapkan sendiri Nama saya Petrus Saya telah menghianatinya Bagaimana saya bisa bertobat?

Berita : Perayaan Paskah Jemaat GKJ Bogor

Hari Sabtu dan Minggu, 19-20 April lalu, keluarga besar jemaat GKJ Bogor merayakan Paskah bersama dengan cara yang berbeda. Malam paskah atau biasa disebut Sabtu Sunyi dirayakan benar-benar dalam kesunyian. Lokasi pelaksanaan di Kampoeng Air lembah curug 7 cilember yang sepi dan gelap membuat perenungan akan arti kematian Yesus benar-benar terasa. Ibadah refleksi paskah menantang warga dewasa GKJ Bogor merenungkan arti pemulihan akan hubungan dengan Allah melalui kematian Yesus. Refeksi dari pengalaman Petrus dan Yudas membawa pemahaman akan arti pemulihan itu. Di malam yang sama, anak-anak Sekolah Minggu menikmati cerita boneka tentang kematian dan kebangkitan Kristus. Ibadah anak memang dibuat terpisah dengan ibadah dewasa supaya masing-masing kategori usia ini dapat menangkap tema besar perayaan paskah "KebangkitanNya memulihkan kehidupan". Hari Minggu adalah hari paskah. Jemaat GKJ Bogor jam 5 pagi sudah bersiap di ruang tengah salah satu villa yang ada di sana. Dalam dinginnya pagi, ibadah paskah dan sakramen perjamuan kudus dilayankan. Roti dan Anggur yang menjadi simbol darah dan tubuh kritus, untuk sementara diganti oleh singkong dan jahe. Penggantian ini - menurut panitia paskah- menjadi simbol bahwa Kristus hadir di tengah-tengah masyarakat Indonesia tradisional. Tentunya perayaan paskah tidak lepas dari mencari telur, permainan antar kelompok dan makan bersama.

Jumat, 14 Mei 2010

Berita : Pintu Samping Gereja

Memang majelis GKJ Bogor itu inovatif. Melihat banyak jemaat khususnya adiyuswo yang kesulitan menaiki tangga di pintu utama, bulan April ini majelis membuat pintu samping yang landai bagi warga jemaat adiyuswo tersebut. Memang posisi lantai gereja yang cukup tinggi menyulitkan warga untuk masuk ke dalam gereja apalagi dalam keadaaan hujan dan basah. Takut terpeleset.
Yang senang bukan hanya warga adiyuswo, warga jemaat yang sering terlambat juga bisa senang. Karena jika kebaktian sudah dimulai, pintu utama akan ditutup oleh majelis dan apabila dibuka tentu saja menarik perhatian jemaat khususnya bapak pendeta yang ada di mimbar, ”oh.. si anu terlambat”.
Dengan melalui pintu samping, kita dapat menyelinap dan duduk tanpa diketahui majelis atau jemaat yang lain. Bukan begitu?

Berita : Ruang Ibadah Remaja

Saat ini, para remaja GKJ Bogor bernafas lega. Majelis ternyata membuat ruangan khusus bagi ibadah remaja di lantai atas dengan menyekat ruang terbuka di lantai atas menjadi beberapa ruang. Ruang-ruang tersebut diperuntukkan bagi ibadah remaja, dan ibadah sekolah minggu kelas besar.
Hal ini menjawab permasalahan ibadah remaja yang sering terganggu oleh lalu lalangnya jemaat di lantai atas, atau terganggu oleh mondar mandirnya anak sekolah minggu kelas batita yang sering keluyuran.
Tentu saja ruangan ini masih panas dan sumuk karena belum dipasang AC alias pendingin udara. Namun ini saja sudah bersyukur ada ruang khusus untuk ibadah remaja.