Pengantar Blog

Kata orang, "tak kenal maka tak sayang". Benarkah begitu? Tidak selalu, jawabnya. Semakin dilihat dari perspektif negatif tentu saja pengenalan ini bukan mendekatkan malah menjauhkan kita dari dia. Maka itu kenallah dalam perspektif positif, apapun yang dilakukannya, baik atau buruk, menyenangkan atau menyebalkan, adalah bagian dari proses kita memahami dan mencintai.

Namun yang perlu digaris bawahi adalah karena itu terjadi akibat rasa cinta dimana setiap orang ingin berbuat sesuatu di gereja ini.Jadi sumonggo saling belajar, sharing dan bertumbuh sebagai dalam persekutuan yang saling mengasihi dan membangun di dalam Tuhan Yesus Kristus.


Jumat, 14 Mei 2010

Persembahan Kantong atau Kotak ? Ah sama saja.

Suatu kali ada seorang ibu yang berbisik dan bertanya,” Mas, opo sih bedane antara persembahan kantong dan kotak?” Sontak saya kaget, la wong saya sendiri tidak yakin tahu jawabannya.
Zaman dahulu kala (ya tidak sehiperbola ini), kita menggunakan kantong PDMU. Kalau tidak salah P=Pelayanan Koinonia D=Diakonia M=Marturia (kesaksian) U=Umum. Pembagian ini berhubungan dengan alokasi persembahan akan dipakai untuk apa. Kantong P akan dipakai untuk pelayanan yang sifatnya peribadatan, pelayanan umum dan bernuansa persekutuan. Kantong D akan dipakai untuk pelayanan diakonia yang sifatnya membantu warga jemaat yang sekeng maupun jemaat yang memerlukan pelayanan khusus dari diaken. Kantong M akan dipakai untuk pelayanan marturia yakni pelayanan yang sifatnya pada penginjilan dan kesaksian serta membantu pihak-pihak lain yang melakukan penginjilan agar Firman Tuhan semakin diberitakan. Kantong U akan dipakai sebagai kas jemaat yang alokasinya bersifat umum.
Sebenarnya alokasi pos persembahan ini sangat baik dilakukan demi terciptanya administrasi keuangan gereja. Namun pada kenyataannya, prosentasi persembahan yang masuk diantara kantong ini sangat tidak seimbang. Kantong yang satu lebih besar dari kantong yang lain. Oleh sebab itu, GKJ Bogor yang saat itu masih wilayah dari GKJ Jakarta mengikuti aturan dari GKJ Jakarta untuk menggunakan satu kantong saja ditambah persembahan kotak.
Menurut bapak pendeta Setyo Budi P, pada esensinya antara persembahan kantong dan kotak tidak ada bedanya. Semua itu adalah persembahan sebagai ungkapan syukur kepada jemaat. Hanya secara praktis, hal itu dibedakan sesuai alur dan alokasinya.
Oleh karena itu saat ini GKJ Bogor mengenal beberapa jenis persembahan, yakni persembahan kantong, persembahan kotak, persembahan bulanan, persembahan bokor (khusus) untuk perayaaan tertentu. Persembahan kantong dialokasikan bagi kas jemaat yang akan dipergunakan untuk setiap aktifitas gereja, baik penatalayanan, kemajelisan, diakonia maupun hal-hal lain yang sifatnya ’operasional’. Sedangkan persembahan kotak, dialokasikan untuk kegiatan yang sifatnya khusus, insidental dan tidak langsung berhubungan dengan ’operasional gereja’. Hal ini disampaikan pula oleh mantan bendahara majelis Pnt Sri Hardono bahwa persembahan kotak sering kali dipakai untuk sumber dana panitia-panitia tertentu, misal untuk panitia sidang klasis, panitia natal, panita paskah atau bahkan sering kali dipakai untuk persembahan bagi kepedulian gereja ini ke pihak luar.
Bicara soal persembahan ini, kita pasti bicara soal uang. Dan itu sangat sensitif dalam kehidupan bergereja. Banyak orang sungkan berbicara tentang uang dan persembahan ini di dalam gereja. Kata orang, uang dapat merusak persaudaraan dan persahabatan. Apalagi di gereja ini sebagian besar adalah suku jawa yang sering tidak mau berbicara banyak soal uang dan persembahan karena dianggap tabu. Sebagai majelis yang diberi kepercayaan mengelola uang persembahan, kita perlu hikmat dan kebijaksanan dalam mengelola persembahan ini demi terlaksananya proses peribadatan dan pelayanan di gereja ini. Tentu saja sebagai jemaat kita juga perlu hikmat dan bijaksana untuk menyerahkan pengelolaan keuangan ini kepada majelis.
Yang sering terjadi adalah kesalahpahaman dan komunikasi yang terhambat antara majelis dan jemaat, sehingga ada gesekan dan perbedaan pendapat mengenai alokasi pengeluaran dan pemakaian dana dan keuangan gereja. Ini yang perlu dibuat harmonisasinya. Laporan keuangan yang dibuat majelis setiap bulannya, semestinya transparan dan jelas sehingga jemaatpun mengerti dan memahami, apa yang dilakukan gereja ini dari uang persembahan. Dan sebagai jemaatpun semestinya kita perlu menanyakan kepada majelis jika ada hal-hal yang tidak kita pahami, agar tidak terjadi kasak-kusuk bagai gosip infotainmen di kalangan jemaat akibat ulah jemaat itu sendiri.
Kembali pada esensinya yang sering kita dengar ketika majelis mengajak jemaat untuk mengumpulkan persembahan, Roma 12:1. Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar